Sabtu, 19 Januari 2013
Kamis, 10 Januari 2013
Kumpulan Cerpen
Pengagum
Bintang
Senja berlalu seiring
tenggelamnya sang surya, taburan bintang menghiasi cerahnya langit di malam
ini. Hembusan angin menerpa setiap raga, merasuk nadi dan darah yang membeku
oleh nuansa dingin. Lembar demi lembar daun berjatuhan membentuk pola hujan
menambah indahnya malam oleh sinar remang sang bulan. Di sudut jatuhnya sinar,
terlihat rumah yang terbuat dari bambu, sebuah rumah yang dihuni oleh seorang
ibu yang bernama ibu Fatimah, dia tinggal bersama putrinya yang bernama bintang,
seorang gadis yang diharapkan bisa bersinar layaknya sang bintang. Bintang
tidak seperti teman sebanya, dia lebih cenderung berdiam diri di rumah, karena
dia merasa malu dilahirkan oleh seorang ibu yang hanya bekerja sebagai tukang
sapu di rumah sakit Puspa Sahda yang berada di dekat rumahnya. Luapan hati yang
tak terbendung, membawanya pada sebuah keinginan untuk merubah roda kehidupan.
Angan yang digulir rasa harap yang tinggi, seakan selalu membayanginya
bermimipi untuk terbang tinggi mengepakkan sayap layaknya merpati.
Bintang duduk didepan rumahnya menatap
rembulan, berharap mimpinya menjadi kenyataan.”betapa indahnya Bintang langit
itu, gemerlap, kosong, seperti tak ada beban yang menyentuhnya”.desah Bintang
dalam hatinya. Tetapi Bintang sadar bahwa Allah selalu membimbingnya, di setiap
sudut kamar Bintang terasa sunyi, beda halnya ketika Bintang membuka jendela,
terlihat ada sosok yang lagi mengintainya dari kejauhan.
***
Ketika
sang mentari mucul, bintang terbangun dari mimpinya. Dia segera bergegas untuk
pergi ke sekolah, meskipun dalam benaknya, bintang ingin mengeluh karena merasa
tidak pantas satu sekolah dengan teman-teman yang tergolong dari keluarga atas,
maklumlah sekolah bintang merupakan sekolah paling elit di daerah tersebut.
Tetapi, bagaimanapun bintang harus tetap melangkah karena Bintang mendapatkan
beasiswa di Sekolahnya.
Setelah
sampai di depan kelas, ingin sekali bintang menghentikan langkahnya ketika
melihat sosok Reysa, yang baginya adalah benalu di sekolah.
“Eh….bintang, ngapain kamu masuk ke
kelas ini?”ujar Reysa dengan tatapan sengitnya, tetapi bintang hanya bisa
menunduk tanpa berani membela dirinya sendiri.
“ sudahlah reys, jangan ganggu bintang
terus,” Bela Rohan teman kelas Bintang, yang setiap harinya merupakan sosok malaikat
yang tak pernah lelah membela bintang. Hal ini membuat reysa semakin marah,
karena cowok idamannya lebih memilih membela bintang.
“wah…lo Cuma kasian kan han ngeliat si
anak tukang sapu ini,” Cetus reysa, seakan matanya sudah seperti api merah yang
siap melalap bintang.
“terserah apa katamu.” Tegas rohan.
Secercah senyuman tersungging di bibir bintang, ketika rohan cowok paling keren
di Sekolahnya membelanya.”hem…..makasih han, lho sosok peneduh dalam badai yang
menderaku,”ujar bintang dalam hatinya.
“lho baik-baik aja kan bintang?” sapa
rohan, yang tiba-tiba duduk disamping bintang.
“ah….yah,makasih yah dah mau bantuin
gua,”Jawab bintang sedikit gerogi.
“no problem, oh iya…..lho mau nggak
kerja sama gua?”tanya Rohan.
“emang kerja apaan?”jawab bintang
penasaran.
“mudah kok, asalkan lho tururutin apa
kata gua pasti bisa dapetin uang yang banyak,”Jawab Rohan sambil tersenyum.
“beneran? Tapi gua masih harus pamit ke
Ibu dulu,”Pekik Bintang
“okey degh baby, temui aku nanti malem
di depan gang rumah lho,jangan pakai kerudung,ngerti?”jawab Rohan sambil
melangkah meninggalkan Bintang.
***
Dengan keresahan hati
yang mengusiknya, Bintang tidak sabar untuk bertemu Rohan. “betapa cantiknya
gua kalau nggak pakai kerudung?” gumam Bintang dalam hatinya ketika melihat
wajahnya didepan cermin. Ketika Bintang melangkah keluar rumah, tiba-tiba dia
menemukan sepucuk surat dan setangkai bunga mawar, dengan sedikit kaget dan
penasaran, lalu Bintang membuka surat itu
To;
bintang
Wahai ukhti yang
lembut hatinya,betapa indahnya sosok wanita yang setiap senja datang selalu
mengusik peringai dalam hatiku. Balutan kain panjang yang tak pernah kau
lepas,menambah keindahan senja di sore ini. Maafkan saya yang terlalu lancang
mengamati ukhti semenjak sebulan yang lalu, tetapi izinkan saya meskipun hanya
sekedar mengagumi dibalik jendela.
Salam
Pengagum
Bintang
Bintang tersenyum
membaca surat itu, tetapi dia penasaran dari mana sebenarnya surat yang barusan
membuat hatinya sedikit bergetar.”siapakah pengirim surat ini? Benarkah masih
ada orang yang mengagumiku,meskipun dengan segala keterbatasanku,”gumam Bintang
dalam hatinya. kemudian, langkah Bintang terhenti untuk pergi meninggalkan
rumah, entah apa yang terjadi hatinya merasa resah setelah membaca surat itu.
“han, sorry yah gua nggak jadi yang mau
kerja sama lho,”kata Bintang waktu menelpon Rohan.
“tetapi kenapa?”tanya Rohan agak marah.
Kemudian Bintang menutup teleponnya.
***
Langit cerah membuat
suasana kamar Bintang semakin terang, dengan tergesah-gesah Bintang membuka
jendela dan melihat sosok laki-laki di seberang jendela, matanya sayu, wajah
sedunya menutupi desiran angin yang menyelimuti tubuh bintang.”benarkah dia
pengirim surat yang tadi?”. Gumamnya dalam hati. Ingin sekali mata Bintang
berpaling dari cowok diseberang jendela itu, tetapi pada saat mata kedua insan
ini bertemu, sepertinya sulit rasanya Bintang berpaling dari sorot mata yang
membawa kedamaian. Terlalu lama Bintang asyk berpadu senyuman dengan cowok
diseberang jendela itu, akhirnya bintang menutup jendela yang mempertemukan dua
hati dalam rima yang meramaikan kekosongan hatinya.
***
Hari demi hari berlalu sepertinya ada
benih-benih cinta yang mengusik hati Bintang, perasaanya saat ini hanya
membawanya dalam keterpurukan, sosok cowok diseberang jendela itu benar-benar
membuat pikirannya kacau. Disatu sisi Bintang merasa terganggu karena cowok itu
membuat konsentrasinya menghadapi UN terganggu, tetapi disisi lain hatinya
merasa nyaman ketika sorot mata mereka bertemu. “aku tidak bisa seperti ini
terus, tak layak seorang hamba menduakan tuhannya, hatiku hanya tertuju
padanya,” Kata Bintang seraya mengusap dadanya. Keesokan harinya, Bintang
bertekad untuk mencari tahu sosok yang telah mengusiknya akhir-akhir ini,
Bintang berusaha mencari identitas cowok itu melalui kak Maya tetangga Bintang
yang rumahnya berada disebelah rumah si cowok itu.
“assalamualaikum,”Sapa bintang ketika
kak Maya membukakan pintu untuknya.
“waalaikumsalam,ada apa dik tumben main
kerumah kakak?”jawab kak Maya, sambil lalu mengajak Bintang duduk.
“hehehe….maaf kak, Bintang akhir-akhir ini banyak tugas,
apalagi UN sudah dekat, jadi harus lebih banyak meluangkan waktu untuk belajar,”
Jawab Bintang sekenaknya.
“iya dik, ngomong-ngomong ada keperluan
toh?” tanya kak Maya.
“Hem….maaf ya kak, Bintang ingin
menanyakan cowok yang tinggal disebelah rumah kakak, karena akhir-akhir ini
Bintang sedikit terusik dengannya,” kata Bintang,sambil lalu menceritkan apa
yang telah terjadi padanya.
“Ehm….cowok yang kamu maksud itu mungkin
Bang Andi, pindahan dari Jakarta. Dia disini tinggal bersama ibunya, Bang Andi
merupakan Mahasiswa Universitas Indonesia yang berhenti gara-gara putus asa
waktu mengalami kecelakaan, dan alhasil dokter memfonisnya tidak bisa berjalan
lagi,” Jawab kak Maya seadanya.
“hem…terimakasih atas infonya kak,”
Jawab Bintang sedikit sedih mendengar cerita kak maya.
“iya dik sama-sama,”jawab kak Maya,
sambil lalu mengantarkan Bintang pulang sampai ke depan pintu
***
Sesampainya di rumah, Bintang
menemukan sepucuk surat yang berada didepan pintu,dengan sedikit keresahan yang
mengusiknya sambil lalu Bintang membaca surat itu
To:Bintang
Mungkin angin malam telah memadukan
rasaku padamu, tetapi jika ukhti tidak senang dengan kehadiran saya, saya minta
maaf. Berharap setiap ungkapan bisa terbalaskan, saya juga ingin ukhti bisa
membalas keresahan yang saya alami.
Salam
Pengagum
Bintang
Bintang benar-benar
merasa gelisah, dengan sedikit keraguan, Bintang ingin mengungkapkan semua yang
dia rasakan akhir-akhir ini.
To:
Kang Andi
Saya minta maaf…..jika saya harus
jujur, ketika pertama kali anda datang mengirimkan surat kepada saya, ada
sedikit ketentraman dalam hati saya. Tetapi, secara jujur tatapan anda membuat
saya terganggu. Saya mohon agar anda berhenti untuk mengusik hati saya.
Salam
Bintang
Bintang berharap
teguran pertamanya melalui surat yang dikirimkan lewat kak Maya bisa membuat
kang Andi berhenti menatapnya lagi. Akan tetapi, setiap Bintang ingin membuka
jendela, sosok itu tetap ada dan membuatnya benar-benar merasa terganggu.
meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa hatinya pernah berlabuh pada hati cowok
yang telah mengusik ketenangannya itu. Dengan berat hati, Bintang bermaksud
akan menemui Andi secara langsung, karena dia tidak mau hatinya ternoda karena
dia merasa masih belum saatnya menaruh hati pada lawan jenisnya.
***
Dengan banyak
pertimbangan, akhirnya Bintang mengambil keputusan untuk menemui Andi. Kaki Bintang
terasa berat ketika ibu andi menyuruhnya duduk.
“hem….sepertinya neng bukan teman
kuliahnya Andi?”tanya Ibu andi
“Oh…anu buk, saya Bintang tetangga sebelah
ingin bertemu Bang Andi,”ujar Bintang.
“sebentar neng…Ibu masih mau memanggil
Andi,”jawab Ibu Andi.
Kemudian setelah bayang Ibu Andi tak
terlihat lagi, sosok laki-laki yang tak
asing lagi buat Bintang tiba-tiba muncul dibelakngnya.
“ada apa dik?”tegur Bang Andi pada
Bintang
“ah…eh….oh….anu Bang, Bintang mau bicara
sama abang,”jawab Bintang tertegun melihat kondisi Andi yang ternyata kedua
kakinya di amputasi, Bintang tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
“kenapa dik?tidak perlu merasa kasihan,
saya sudah terbyasa dengan kondisi seperti ini,”jawab Andi sambil
menyunggingkan senyumnya.
“oh… nggak apa-apa, maksud dari kedatangan
Bintang saat ini……,”Bintang ingin menjelaskan maksudnya,tetapi andi langsung
memotong penjelasan Bintang.
“tidak usah diteruskan dik,abang tahu
kalau adik tidak suka dengan abang, maaf jika abang sudah lancang menatap adik
seperti itu,”ujar Andi dengan muka tertunduk.
“hem….sesungguhnya alangkah senangnya
hati ini ketika getar rasa itu datang,akan tetapi tuhan tak mengijikan hati ini
singgah pada hati lain,karena masih bukan saatnya,”jawab Bintang dengan nada
terenga-engah.
“semoga tuhan memberikan adik keberkahan
di balik surganya,abang hanya ingin adik menganggap akang sebagai teman yang
baru datang dan menantikan sebuah sambutan,”.tutur Andi.
“iya bang, biarkan hati ini berjalan
pada tempat yang tepat, terima kasih atas pengertiannya, Bintang pamit pulang
dulu,”Bintang melangkah pergi meninggalkan Andi. Setelah itu hari-hari bintang
kembali lagi seperti dahulu,tanpa ada hati lain yang mengusik ketenangannya.
Selesai
***
Kumpulan Cerpen
Sang
Malaikat dari Tuhan
Hanya embun yang boleh
membasahi daun dipagi hari, hanya awan yang boleh berpadu dengan langit, hanya
bintang yang boleh menghias langit dimalam hari, dan hanya ada aku yang boleh
bernada dalam nuansa yang bergeming membawa mimpi. Petikan gitar membuat
kesunyian di komplek perumahan ini pecah, ada malam, ada lagu, dan ada aku.
Begitulah perjalananku demi mendapatkan sesuap nasi. Aku bukan pengemis, bukan
pula penjilat, aku hanyalah seorang pengamen jalanan yang bangga dengan gitar
rongsokanku, dan dengan topi yang setiap langkahku selalu menemani. Setiap
malam aku seperti kucing, yang mengembara dari satu rumah ke rumah lain. Tetapi
aku tetap bangga dengan diriku, karena aku masih bisa bisa bersekolah meskipun
di setiap nadiku hanya bergulir lagu-lagu. Terkadang ada hinaan, ada juga
kekerasan, tetapi aku akan tetap bertahan. Badanku telah terbiasa dengan kerasnya angin di
malam-malamku. Badai saja mampu kulalui, apalagi hanya segelintir manusia yang
terlalu sombong dengan dunianya.
***
Keramaian
saja tak mampu membuatku tertunduk malu, apalagi hanya cemohan dari teman-teman
sekolahku yang hanya memandangku sebelah mata. Tak peduli apa kata mereka, aku
ya aku…..begitulah prinsip yang kujalani. Aku sudah terbiasa dipanggil Anif si
anak jalanan, “wah……namaku semakin popular saja,” begitulah gumamku setiap
harinya. Tetapi, entah apa yang terjadi, hari-hariku semakin berubah ketika ada
murid baru di Sekolah, disetiap pancaran sinar matanya mampu menerangi hatiku
yang sempat tertutup oleh angin malam. “Farda” begitulah teman-temanku
memanggilnya. Betapa indahnya setiap kali aku berpapasan dengannya, sungguh
kedamaian itu mulai terasa ketika aku mendapatinya sedang melantunkan ayat-ayat
suci Al-Quran didalam Mushalla.
“wow….betapa merdunya suara itu?”
begitulah yang aku katakan setiap kali aku memperhatikannya dari kejauhan. Sedangkan
aku sudah begitu lama tidak mengenal tuhan, entah kenapa sepertinya sosok Farda
membuat hatiku bergetar, setiap kali dia mengaji. “inikah petunjukmu tuhan…..kau
kirimkan malaikat untukku” waduh….aku semakin kebingungan dengan apa yang ada
sekarang. Ingin sekali rasanya aku mengungkapkan apa yang telah kurasakan saat
ini, tetapi pantaskah anak jalanan sepertiku bisa mencintai seorang hawa yang
begitu indah peringainya.
***
Siang
telah berlalu, dimana aktivitasku akan kujalani. Dengan langkah yang pasti aku
menuju sebuah rumah yang terlihat sangat sederhana, entah kenapa langkahku ragu
untuk mendatangi rumah itu.
Sepertinya aku merasakan nuansa
lain dalam hatiku. “ Tetapi aku harus bisa”, kataku dalam hati. Dengan petikan
gitar dan kepiawaianku dalam bernyanyi sungguh terbukti kehebatannya, ketika
seorang gadis keluar dengan balutan busana muslimnya
“suaramu bagus”, sapanya padaku. Hati
ini tersentak, badanku terasa kaku, ini kali pertamanya Farda menyapaku.
“ iya terima kasih…”, ku balas dengan
senyum terindahku.
“ namaku Farda”, katanya lagi.
“ aku Anif, disini rumahmu?” tanpa ragu
lagi aku segera membalas pertanyaanya.
“ iya, aku senang bisa melihatmu malam
ini”, jawab Farda dengan menyunggingkan senyum manisnya.
“ kenapa?” jawabku.
“ tidak apa-apa”, sambil melangkah
pergi.
“ benar-benar wanita penuh misteri”,
gumamku dalam hati.
Malam
ini membuatku seperti pangeran yang telah menemukan Cindrella. Benar-benar malam
keberuntungan buatku. “Benarkah Farda juga merasakan seperti apa yang aku
rasakan” keresahan itulah yang selalu membuntutiku. Tetesan hujan membuatku
semakin asik dengan lamunanku, kini bukan hanya petikan gitarku yang mampu
meramaikan hati orang, tetapi nada-nada cinta telah ber irama indah dalam
hatiku. Aku ingin segera pulang, ketika badanku terasa penat, aku terus
melangkah melewati lorong-lorong yang semakin sepi. Tetapi hatiku terasa
terusik ketika aku melihat rumah Allah, ingin sekali rasanya aku mencuci wajah
disana. Kerinduanku akan tuhan semakin besar, aku semakin sadar bahwa Farda
telah mengubah hidupku “ mungkin dia benar-benar malaikat yang dikirim tuhan
untukku” kataku dalam hati. Sajadah yang kujadikan sebagai alas, menjadi saksi
malam ini. Aku benar-benar merasa
tentram, keresahan yang selama ini kujalani terasa hilang.
***
Seandainya
aku bisa, akan kuungkapkan segala rasa yang telah ada. Bukan aku tak mau, bukan
pula aku tak mampu, tetapi aku benar-benar tak bisa menerima kenyataan kalau
Farda sebenarnya tak punya rasa yang sama denganku. Aku hanya kasihan pada
hatiku, bukan karena rasa Maluku, tetapi aku tak tau harus bagaimana. Mungin
rasaku kan kuungkapkan dengan sebuah lagu, semoga saja dia mengerti. Dengan susah
payah aku berusaha membuat sebuah puisi yang kan ku aransemen menjadi sebuah
lagu yang indah.
Nada-nada cinta
Saat hati mulai menjerit
menyebut namanya
Mulutpun tak kuasa
mengumandangkan selain itu
Yang bisa kulakukan hanya
mengeluarkan air mata
Berharap setiap tetes bisa
mencairkan hati esnya
Entah penting atau tidak
Andainya dia tahu
Bahwa hatiku,
Sangat menginginkannya
Hanya embun yang boleh
membasahi daun di pagi hari
Hanya awan yang boleh berpadu
dengan langit
Dan hanya bintang yang boleh
menghias langit dimalam hari
Dia boleh tertawa disana
Sedang mataku lebam disini
Karena cinta tak butuh rumus
Tak penting tuk dihitung
Bukan sekarang, tapi nanti
Kuharap dia akan jadi orang
Yang kulihat pertama kali
Ketika terbit dan terbenamya
matahari
Dengan rangkul dan peluk
hangatnya
Disuatu rumah penuh kedamaian
Kita dan anak- anak kita
Begitulah
syair lagu yang kan mewakili perasaanku “Farda harus tahu bagaimana gejolak
dalam hatiku,” begitulah tekadku. Kemudian, dengan keraguan yang menyelimuti,
aku memberanikan diri untuk memberikan lagu ini padanya
“
hem….,” tegurku pada Farda.
“ hey….anif, ada apa? Tumben ada di
Mushalla….”, jawab Farda
“ tidak…..Cuma lagi iseng saja”
“ohw …. Tak kirain mau nemenin Farda
bersihin Mushalla, he he he”, Farda tertawa lepas.
“ Farda…..aku boleh ngasih sesuatu?”
“ apaan tuh ?” jawab Farda, lalu aku
memberikannya sebuah kertas yang sudah kulipat dengan rapi.
“ini lagu karanganku…..semoga saja kamu
senang membacanya, lain kali akan kunyayikan lagu ini buatmu”,
“wow….hebat”, sahut Farda sambil
tersenyum.
Kemudian
aku melangkah pergi, kakiku terasa ringan, hatiku sedikit tentram, “semoga saja
Farda bisa membalas rasaku padanya”, begitulah bait-bait harapku dalam satu
hari ini. Entah apa yang terjadi, setelah aku memberikan surat itu, aku tak
pernah lagi melihat Farda di sekolah. Sempat kupertanyakan pada teman-temannya,
tetapi tak seorangpun memberikan keterangan yang jelas. Hari-hariku benar
kacau, “benarkah tuhan telah mengambil malaikatku lagi? Ataukah Farda malu
setelah membaca surat dariku karena dia malu dicintai oleh seorang pria
sepertiku”, pikiranku semakin kacau. Hari-hariku terasa sepi tanpanya, tak ada
lagi nada-nada cinta, tak ada lagi lantunan ayat suci, dan tak ada lagi
secercah senyuman yang mampu mengalihkan duniaku.
***
Rabu, 09 Januari 2013
Contoh Esay
Warnet Tidak
Digunakan Sebagaimana Fungsinya
Zaman sekarang semuanya serba canggih,
kita dituntut serba cepat dalam menerima informasi dan menggunakan teknologi.
Salah satunya yaitu penggunaan internet. Penggunaan internet yang menjamur
menyebabkan banyak orang berpikir untuk mendirikan warnet (warung internet).
Warnet merupakan salah satu tempat yang
dijadikan sebagai usaha untuk menyewakan
jasa internet kepada khalayak umum.
Salah satu bisnis yang booming saat ini
adalah warung internet (warnet) dan game playstation. Menjamur di sudut
kota, ada di setiap komplek ruko, hingga masuk ke kawasan perumahan.
Internet semakin mudah diakses dan semakin murah. Pilihan konten internet juga
semakin bervariasi. Saat ini hampir di setiap warnet juga menyediakan game
online. Jika dulu room- room di warnet kebanyakan diisi oleh pengguna dewasa,
saat ini anak dan remaja, banyak yang menyerbu masuk warnet.
Banyaknya anak dan remaja masuk ke bilik-bilik warnet menjadi fenomena baru di dalam dunia anak kita. Mereka hidup dalam generasi Information Technology (IT). Permainannya mengikuti modernisasi zaman di era IT ini yang ditandai dengan kemudahan mengkases internet. Orang dewasa dan anak dan remaja berbaur di sana. Kemudian lalu sibuk di dunia maya dan permainan virtual masing-masing hingga berjam-jam lamanya
Banyak anak dan remaja menghabiskan waktu dan uang di warnet hingga berjam-jam lamanya. Mereka tidak betah tinggal lagi di rumah. Lupa membuat tugas sekolah (PR). Bahkan beberapa yang kecanduan, ada yang sampai larut malam, malas pulang. Ada yang sampai berhenti sekolah. Bagi anak yang masih penurut dan patuh sama orangtua, mereka masih bisa diarahkan. Tahu diri dengan kewajiban sebagai anak yang harus menghormati orangtua. Celakanya, ada anak dan remaja yang sudah berani melawan sama orangtua. Kecanduan terhadap permainannya membuat lupa diri. Keadaan ini diperparah kalau orangtua kurang peduli atau tidak bisa mendidik anaknya.
Selain berpengaruh pada prestasi dan kelanjutan pendidikan anak, dampak lain dari kecanduan game online tersebut adalah munculnya kejahatan atau aksi kriminal yang dilakukan oleh anak dan remaja. Pertama karena terdesak kebutuhan uang untuk terus bermain di warnet. Kedua, permainannya yang penuh aksi dan tantangan yang secara tidak sengaja mengajarkan anak pandai menirunya.
Saat orangtua tidak mau memberi uang maka di saat tersebut timbul niat jahat untuk mencuri. Biasanya dilakukan tidak sendiri, tetapi mengajak anak lain yang juga tidak punya uang. Mereka membentuk kelompok atau komunitas sendiri. Sasarannya macam-macam, ada yang mencuri sepeda motor, helm, tabung gas, kios pulsa, sampai kepada ikan lele milik pedagang di pasar. Pokoknya apa yang bisa dijadikan duit agar bisa ke warnet lagi. Beberapa kasus pencurian yang dilakukan anak di Kepri dilatarbelakangi oleh kedua hal tersebut.
Tidak saja pencurian, kasus pencabulan dengan korban dan pelaku anak juga meningkat seiring dengan kemudahan mengakses internet. Ini disebabkan situs-situs porno yang masih bisa diakses tanpa belum ada pemblokiran. Remaja mudah tergoda dan mempraktekkannya. Salah satu kasus misalnya, operator warnet yang masih remaja beberapa kali mencabuli pacarnya yang masih pelajar di salah satu bilik warnetnya beberapa waktu lalu di Batam.
Saat anak-anak yang berbuat kriminal ditangkap, orangtua mulai bingung dan mencari siapa yang salah. Apakah dia yang tidak pandai mendidik anak atau memang pengaruh lingkungan sangat luar biasa saat ini kepada sianak. Salah satu tudingan dialamatkan kepada pemilik warnet. Mereka menilai kehadiran warnet tersebut memberikan dampak negatif pada anak. Sampai-sampai belakangan yang sering terdengar adalah suara untuk meminta pemerintah membuat Perda soal warnet.
Banyaknya anak dan remaja masuk ke bilik-bilik warnet menjadi fenomena baru di dalam dunia anak kita. Mereka hidup dalam generasi Information Technology (IT). Permainannya mengikuti modernisasi zaman di era IT ini yang ditandai dengan kemudahan mengkases internet. Orang dewasa dan anak dan remaja berbaur di sana. Kemudian lalu sibuk di dunia maya dan permainan virtual masing-masing hingga berjam-jam lamanya
Banyak anak dan remaja menghabiskan waktu dan uang di warnet hingga berjam-jam lamanya. Mereka tidak betah tinggal lagi di rumah. Lupa membuat tugas sekolah (PR). Bahkan beberapa yang kecanduan, ada yang sampai larut malam, malas pulang. Ada yang sampai berhenti sekolah. Bagi anak yang masih penurut dan patuh sama orangtua, mereka masih bisa diarahkan. Tahu diri dengan kewajiban sebagai anak yang harus menghormati orangtua. Celakanya, ada anak dan remaja yang sudah berani melawan sama orangtua. Kecanduan terhadap permainannya membuat lupa diri. Keadaan ini diperparah kalau orangtua kurang peduli atau tidak bisa mendidik anaknya.
Selain berpengaruh pada prestasi dan kelanjutan pendidikan anak, dampak lain dari kecanduan game online tersebut adalah munculnya kejahatan atau aksi kriminal yang dilakukan oleh anak dan remaja. Pertama karena terdesak kebutuhan uang untuk terus bermain di warnet. Kedua, permainannya yang penuh aksi dan tantangan yang secara tidak sengaja mengajarkan anak pandai menirunya.
Saat orangtua tidak mau memberi uang maka di saat tersebut timbul niat jahat untuk mencuri. Biasanya dilakukan tidak sendiri, tetapi mengajak anak lain yang juga tidak punya uang. Mereka membentuk kelompok atau komunitas sendiri. Sasarannya macam-macam, ada yang mencuri sepeda motor, helm, tabung gas, kios pulsa, sampai kepada ikan lele milik pedagang di pasar. Pokoknya apa yang bisa dijadikan duit agar bisa ke warnet lagi. Beberapa kasus pencurian yang dilakukan anak di Kepri dilatarbelakangi oleh kedua hal tersebut.
Tidak saja pencurian, kasus pencabulan dengan korban dan pelaku anak juga meningkat seiring dengan kemudahan mengakses internet. Ini disebabkan situs-situs porno yang masih bisa diakses tanpa belum ada pemblokiran. Remaja mudah tergoda dan mempraktekkannya. Salah satu kasus misalnya, operator warnet yang masih remaja beberapa kali mencabuli pacarnya yang masih pelajar di salah satu bilik warnetnya beberapa waktu lalu di Batam.
Saat anak-anak yang berbuat kriminal ditangkap, orangtua mulai bingung dan mencari siapa yang salah. Apakah dia yang tidak pandai mendidik anak atau memang pengaruh lingkungan sangat luar biasa saat ini kepada sianak. Salah satu tudingan dialamatkan kepada pemilik warnet. Mereka menilai kehadiran warnet tersebut memberikan dampak negatif pada anak. Sampai-sampai belakangan yang sering terdengar adalah suara untuk meminta pemerintah membuat Perda soal warnet.
Langganan:
Postingan (Atom)