Selasa, 25 Juni 2013



Warnet Tidak Digunakan Sebagaimana Fungsinya

            Zaman sekarang semuanya serba canggih, kita dituntut serba cepat dalam menerima informasi dan menggunakan teknologi. Salah satunya yaitu penggunaan internet. Penggunaan internet yang menjamur menyebabkan banyak orang berpikir untuk mendirikan warnet (warung internet). Warnet merupakan  salah satu tempat yang dijadikan sebagai usaha untuk menyewakan  jasa internet kepada khalayak umum.
Salah satu bisnis yang booming saat ini adalah warung internet (warnet) dan game playstation. Menjamur di sudut kota,  ada di setiap komplek ruko, hingga masuk ke kawasan perumahan. Internet semakin mudah diakses dan semakin murah. Pilihan konten internet juga semakin bervariasi. Saat ini hampir di setiap warnet juga menyediakan game online. Jika dulu room- room di warnet kebanyakan diisi oleh pengguna dewasa, saat ini anak dan remaja, banyak yang menyerbu masuk warnet.

            Banyaknya anak dan remaja masuk ke bilik-bilik warnet menjadi fenomena baru di dalam dunia anak kita. Mereka hidup dalam generasi Information Technology (IT).  Permainannya mengikuti modernisasi zaman di era IT ini yang ditandai dengan kemudahan mengkases internet. Orang dewasa dan anak dan remaja berbaur di sana. Kemudian lalu sibuk  di dunia maya dan permainan virtual masing-masing hingga berjam-jam lamanya

            Banyak anak dan remaja menghabiskan waktu dan uang di warnet hingga berjam-jam lamanya.  Mereka tidak betah tinggal lagi di rumah. Lupa membuat tugas sekolah (PR). Bahkan beberapa yang kecanduan, ada yang sampai larut malam, malas pulang. Ada yang sampai berhenti sekolah. Bagi anak yang masih penurut dan patuh sama orangtua, mereka masih bisa diarahkan. Tahu diri dengan kewajiban sebagai anak yang harus menghormati orangtua. Celakanya, ada anak dan remaja yang sudah berani melawan sama orangtua. Kecanduan terhadap permainannya  membuat lupa diri. Keadaan ini diperparah kalau orangtua kurang peduli atau tidak bisa mendidik anaknya.

            Selain berpengaruh pada prestasi dan kelanjutan pendidikan anak, dampak lain dari kecanduan game online tersebut adalah munculnya kejahatan atau aksi kriminal yang dilakukan oleh anak dan remaja. Pertama karena terdesak kebutuhan uang untuk terus bermain di warnet. Kedua, permainannya yang penuh aksi dan tantangan yang secara tidak sengaja mengajarkan anak pandai menirunya.

            Saat orangtua tidak mau memberi uang maka di saat tersebut timbul niat jahat untuk mencuri. Biasanya dilakukan tidak sendiri, tetapi mengajak anak lain yang juga tidak punya uang. Mereka membentuk kelompok atau komunitas sendiri. Sasarannya macam-macam, ada yang mencuri sepeda motor, helm, tabung gas, kios pulsa, sampai kepada ikan lele milik pedagang di pasar. Pokoknya apa yang bisa dijadikan duit agar bisa ke warnet lagi. Beberapa kasus pencurian yang dilakukan anak di Kepri  dilatarbelakangi oleh kedua hal tersebut.

            Tidak saja pencurian, kasus pencabulan dengan korban dan pelaku anak juga meningkat seiring dengan kemudahan mengakses internet. Ini disebabkan situs-situs porno yang masih bisa diakses tanpa belum ada pemblokiran. Remaja mudah tergoda dan mempraktekkannya. Salah satu kasus misalnya, operator warnet yang masih remaja beberapa kali mencabuli pacarnya yang masih pelajar di salah satu bilik warnetnya beberapa waktu lalu di Batam.

            Saat anak-anak yang berbuat kriminal ditangkap, orangtua mulai bingung dan mencari siapa yang salah. Apakah dia yang tidak pandai mendidik anak atau memang pengaruh lingkungan sangat luar biasa saat ini kepada sianak. Salah satu tudingan dialamatkan kepada pemilik warnet. Mereka menilai kehadiran warnet tersebut memberikan dampak negatif pada anak. Sampai-sampai belakangan yang sering terdengar adalah suara untuk meminta pemerintah membuat Perda soal warnet.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar